Senin, 31 Januari 2011

cerita tentang Hakim Mansur Ellis versi yang lain....

Dia tidak muslim dari lahir. Tadinya ia seorang penganut Katolik, sampai kemudian agama yang dibawa Muhammad SAW ini memikat hatinya saat kuliah.

Keith Ellison, nama lelaki berkulit hitam ini, kemarin membuat sejarah: menjadi muslim pertama yang bisa duduk di Kongres AS. Tidak hanya itu, Ellison juga menjadi orang kulit hitam pertama yang pernah terpilih ke DPR-nya Amerika Serikat itu dari negara bagian Minnesota.
Ini tentu saja mengagetkan, karena di Minnesota, sebagaimana di seluruh AS, muslim benar-benar minoritas. Tidak itu saja, Islam dan penganutnya juga sedang dipersepsikan sangat buruk, dikait-kaitkan dengan fundamentalisme bahkan terorisme. Apalagi si Keith ini, orang yang pindah agama!

Dua pesaingnya, terutama Alan Fine dari Partai Republik, juga habis-habisan menyerang Keith Ellison, terkait latar belakang agama itu, dan hubugannya dengan Louis Farakkhan, aktivis muslim kulit hitam AS yang kontroversial. Media massa di sana juga tidak "ramah" kepada lelaki berusia 43 tahun itu.
Tetapi rakyat sudah menjatuhkan pilihan. Ellison tidak saja menang, tetapi dengan telak menjungkalkan Alan Fine dengan perbandingan 3:1.
Ellison memang tidak pernah ciut dengan serangan itu. Dengan percaya diri, dia bahkan mendatangi gereja-gereja dan berkampanye di sana. Dia disambut hangat.
Jesse Jackson, salah seorang tokoh gereja terkemuka Amerika Serikat bahkan rela berkampanye untuknya.
Anda (dan saya juga) boleh tidak suka kepada negara adidaya ini untuk satu dan lain alasan. Namun apa yang terjadi kemarin adalah sebuah potret demokrasi yang mengharukan.
Ini mestinya memberi kita sebuah pelajaran penting. Agama tidak seharusnya dijadikan komoditas politik, karena lama-lama rakyat sudah muak dengan hal semacam itu. Kita layak malu dengan tradisi politik kita, yang masih menjajakan agama dalam kampanye, bukan jadi pijakan motivasi untuk berbuat ikhlas demi rakyat ketika sudah memperoleh suara.
Bayangkan, sebuah gereja menyambut hangat lelaki yang jelas-jelas pindah agama. Seorang pemuka agama yang ditinggalkannya juga mau menjadi juru kampanye. Mereka mengesampingkan hal itu, karena lebih melihat kualitas, visi dan missi yang dibawa sang kandidat.
Rakyat Amerika, paling tidak di Minnesota, ternyata tidak bertanya agama Anda apa? Tetapi menyelidiki, bagaimana agama yang dianut itu membuat Anda menjadi pribadi yang berkualitas. Bisakah Anda bayangkan demokrasi sekelas itu terjadi di sini?


Mohon uluran bantuan Bapak/Ibu/Sdr/I dengan hati yang ikhlas ke Pundi Keajaiban Sedekah “Muallaf”, Donasi berupa Sedekah anda akan kami gunakan untuk mendukung kegiatan-kegiatan dakwah kami, silahkan transfer via rekening :

BANK CENTRAL ASIA [B.C.A] NO REK : 752-011-3082 a/n Rochmat

Atas dukungan, sumbangan dan bantuan Anda kami ucapkan ribuan terima kasih, Hanya ALLOH SWT dapat membalas segala amal ibadah dan ketulusan hati saudara sekalian.
Wassalamu’alaikum wr wbr. Jazaakumullahu khoiron katsiron